(RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar 3
Beureunuen
Kelas/Semester : VI/ I
Tema 2 : Persatuan dalam perbedaan
Sub
Tema 2/ Pembelajaran : Bekerja sama
Mencapai Tujuan/ 4
Alokasi
Waktu : 1 Hari
A.
KOMPETENSI INTI :
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan
guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, dan sekolah.
4. Menyajikan
pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan beraklak mulia.
B.
KOMPETENSI DASAR (KD) / INDIKATOR
a) IPS
1.1 Menerima
karunia Tuhan YME yang telah memberikan kesempatan
kepada bangsa Indonesia untuk melakukan perubahan dalam aspek geografis,
ekonomi, budaya dan politik.
1.3 Menghargai
karunia dan rahmat Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya.
2.1 Menunjukkan
perilaku cinta tanah air dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai perwujudan
rasa nasionalisme.
2.3 Menunjukkan
perilaku tanggung jawab,peduli, percaya diri dalam mengembangkan pola hidup sehat,
kelestarian lingkungan fisik, budaya, dan peninggalan berharga di masyarakat.
3.3 Menunjukkan
pemahaman sebab dan akibat terjadinya perubahan masyarakat Indonesia dari Masa
Pergerakan Kemerdekaan sampai dengan Awal Reformasi dalam kehidupan berpolitik,
berkebangsaan, dan bernegara.
3.3.1 Menjelaskan
melalui garis waktu tentang perubahan kehidupan masyarakat Indonesia dari Masa
Perjuangan Diplomasi Mempertahankan Kemerdekaan.
4.2 Menyajikan
hasil pemahaman tentang sebab dan akibat terjadinya perubahan masyarakat
Indonesia dari Masa Pergerakan Kemerdekaan sampai dengan Awal Reformasi dalam
kehidupan berpolitik, berkebangsaan, dan bernegara dalam bentuk tulisan.
4.2.1 Menjelaskan
secara lisan dan tulisan sebab akibat terjadinya perubahan kehidupan masyarakat
Indonesia dari Masa Perjuangan Diplomasi Mempertahankan Kemerdekaan.
b) Matematika
1.1 Menerima,
menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2.1 Menunjukkan
sikap cermat dan teliti, jujur, tertib dan mengikuti aturan, peduli, disiplin
waktu, tidak mudah menyerah serta bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas.
2.2 Menunjukkan
sikap berpikir logis, kritis dan Kreatif.
3.3 Menentukan
besar sudut yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah dan
tempat bermain dengan satuan tidak baku dan satuan derajat termasuk sudut
antara arah mata angin dan sudut di antara dua jarum jam.
3.3.1 Menentukan sudut
di antara dua jarum jam.
4.6 Mengukur besar
sudut yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah dan tempat
bermain dengan satuan derajat termasuk sudut antara arah mata angin dan sudut
di antara dua jarum Jam.
4.6.1 Mengukur
sudut di antara dua jarum jam.
c) SBdP
1.1 Mengapresiasi
karya seni sebagai anugerah Tuhan dan memiliki
rasa bangga terhadap tanah air.
2.1 Menunjukkan
rasa percaya diri dalam mengolah karya seni.
2.2 Menghargai alam
dan lingkungan sekitar sebagai sumber ide dalam berkarya seni.
3.2 Menemukan gerak
tari bertema berdasarkan pengembangan gagasan dan imajinasi.
3.2.1 Menciptakan
gerak tari dan musik pengiring menggunakan barang-barang bekas.
4.10 Merangkaikan
tari bertema berdasarkan gagasan dan imajinasi dengan iringan musik.
4.10.1 Merangkai
gerak tari dengan tema perjuangan berdasarkan gagasan dan imajinasi dengan iringan
musik.
C.
DESKRIPSI MATERI
PELAJARAN :
1. Pemahaman sebab dan akibat terjadinya perubahan masyarakat Indonesia
dari Masa Pergerakan Kemerdekaan sampai dengan Awal Reformasi dalam kehidupan
berpolitik, berkebangsaan, dan bernegara
2. Garis waktu tentang perubahan kehidupan masyarakat Indonesia dari Masa
Perjuangan Diplomasi Mempertahankan Kemerdekaan.
3. Besar sudut yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari di rumah
4. Gerak tari dengan tema perjuangan berdasarkan gagasan dan imajinasi
dengan iringan musik
D.
KEGIATAN PEMBELAJARAN :
Kegiatan
|
Deskripsi
Kegiatan
|
Alokasi
Waktu
|
A.
Kegiatan Pendahuluan
|
1. Guru mengucapkan salam dan anak menjawab salam
2. Mengajak semua siswa berdoa.
3.
Pada awal pelajaran,
guru menempel gambar di depan
kelas
4.
Tanya
jawab tentang gambar yang sudah dikenal siswa.
5.
Kemudian,
siswa diminta untuk membentuk beberapa kelompok
6.
Melakukan
apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang
sekarang diajarkan.
7.
Menginformasikan
tentang tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang “Persatuan dalam perbedaan”.
8.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah pembelajaran berlangsung.
|
15 menit
|
B.Kegiatan Inti
|
o
Siswa mengamati
dan menganalisa foto berikut di Masa Perjuangan diplomasi.
o
Siswa menjawab
pertanyaan bacaan:
Jawaban:
·
Nilai-nilai yang bisa didapatkan dari rangkaian foto
fakta sejarah bangsa Indonesia di Masa Diplomasi mempertahankan kemerdekaan,
yaitu nilai cinta tanah air, persatuan, dan kerja sama.
·
Persatuan dan kerja sama para pahlawan di Masa
Diplomasi sangat tinggi karena seluruh rakyat Indonesia dan juga para tokoh
pejuang memiliki tujuan yang kuat yaitu merdeka. Peranan para tokoh diplomasi
terhadap perubahan kehidupan bangsa Indonesia sangat menentukan, berkat tekad
kuat dan perjuangan gigih dalam berdiplomasi maka akhirnya kemerdekaan
Indonesia diakui kedaulatannya.
·
Kegiatan untuk mengisi kemerdekaan dan melanjutkan
nilai persatuan dan kerja sama para pahlawan, contohnya adalah belajar
bersama, gotong royong membersihkan sekolah, dan sebagainya.
o
Siswa menuliskan
perubahan-perubahan yang terjadi pada kehidupan bangsa Indonesia dari tahun
1945 hingga sekarang dalam bentuk garis waktu.
o
Komunikasikan
bahwa ada juga kerja sama yang bertujuan negatif, yang tidak boleh dilakukan
karena akibatnya akan merugikan diri sendiri, keluarga, sekolah, dan
orang-orang di sekitar mereka.
o
Siswa mengamati
bentuk kerja sama yang bersifat negatif, yaitu menyontek saat ulangan.
o
Secara
berpasangan siswa berdiskusi, menemukan contoh bentuk-bentuk kerja sama yang
memiliki tujuan negatif.
o
Siswa menganalisa
akibatnya terhadap diri sendiri, lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga.
Siswa menuliskan hasil diskusi dalam sehelai kertas.
o
Siswa saling
menukarkan hasil diskusi mereka kepada pasangan lain, dan menuliskan masukan
jika memang ada.
o
Siswa kemudian
menuliskan pendapat mereka tentang langkah-langkah dalam menyikapi bentuk
kerja sama yang negatif. (penilaian 1)
o
Siswa dibagi
dalam beberapa kelompok kecil.
o
Siswa secara
bergantian menceritakan hasil dari keputusan sikap mereka.
o
Siswa harus
menyimak dan memberikan masukan tambahan yang positif.
o
Guru mengingatkan
siswa untuk selalu berpikir tentang akibat terburuk yang akan terjadi sebelum
memutuskan untuk melakukan kerja sama yang bersifat negatif.
o
Siswa berlatih
mengukur sudut yang terbentuk di antara dua jarum jam tanpa menggunakan busur
derajat, kemudian menyimpulkan hubungan antara jarum jam dengan sudut.
o
Hubungan antara
jarum jam dengan besar sudut yaitu, sudut yang terbentuk antara dua jarum jam
akan menentukan waktu, dan sebaliknya. (penilaian 2)
o
Siswa berkreasi
membuat musik pengiring untuk tarian Kuda Lumping, menggunakan barang-barang
yang ada di lingkungan sekolah, seperti botol bekas, tong plastik, bekas cat
atau bekas air mineral, dan tutup panic bekas.
o
Siswa memainkan
melodi lagu “Jaranan”
o
Guru mengingatkan
siswa bahwa berkreasi menciptakan musik pengiring tarian adalah bentuk kerja
sama yang positif. (penilaian 3)
o
Siswa melakukan
refleksi sikap harian tentang sikap yang mencerminkan persatuan dan kerja
sama.
o
Contoh pertanyaan
perenungan dapat dilihat di lampiran 1.
Pengayaan
o
Bagi
siswa yang telah menguasai materi sudut dan menyelesaikan tugas
o
lebih
cepat dari waktu yang ditentukan, bisa diberikan soal-soal pemecahan
o
masalah/problem
solving sebagai tambahan.
o
Minta
siswa untuk mengajak orang tua mereka bercerita tentang kehidupan
o
mereka
di masa lampau. Minta mereka untuk menganalisa dan menuliskan
o
nilai-nilai
yang bisa dipraktikkan di masa sekarang.
Remedial
o
Siswa
yang belum dapat mengerjakan soal latihan menghitung sudut, diminta untuk
mengerjakan ulang dengan pendampingan guru. Guru bisa memberikan soal-soal
tambahan untuk meningkatkan pemahaman siswa.
|
150 menit
|
C.Kegiatan Penutup
|
1.
Bersama-sama
dengan siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar selama sehari.
2. Melakukan penilaian hasil belajar
3. Melakukan repleksi
4.
Menyampaikan
pesan moral/belajar.
5.
Menutup
dengan membaca Surat Al-Fatihah
|
15 menit
|
E.
Penilaian :
1.
Aspek
yang dinilai; a.Penilaian Sikap
b.Penilaian Pengetahuan
c. Penilaian Ketrampilan
2.
Jenis
penilaian; a.
observasi
b.tertulis,lisan
c . praktek,projek
3.
Instrumen
Penilaian
4.
Rubrik
dan Penskoran Nilai;
Penilaian
1. Penilaian tugas
IPS: diskusi tentang nilai-nilai kerja sama
Kriteria
|
Sangat Baik
|
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
4
|
3
|
2
|
1
|
|
Mendengarkan
|
Selalu
mendengarkan
teman
yang sedang berbicara
|
Mendengarkan
teman
yang
berbicara
namun sesekali masih perlu diingatkan
|
Masih
perlu
diingatkan
untuk
mendengarkan
teman
yang
sedang
berbicara
|
Sering
diingatkan
untuk mendengarkan
teman
yang
sedang berbicara
namun
tidak
mengindahkan
|
Komunikasi
non verbal (kontak mata, bahasa tubuh, postur, ekspresi wajah, suara)
|
Merespons
dan
menerapkan
komunikasi
non
verbal
dengan
tepat.
|
Merespons
dengan
tepat
terhadap
komunikasi
non
verbal
yang
ditunjukkan
teman.
|
Sering
merespons
kurang
tepat
terhadap
komunikasi
non verbal yang
ditunjukkan
teman
|
Membutuhkan
bantuan
dalam
memahami
bentuk
komunikasi
non
verbal yang ditunjukkan teman
|
Partisipasi
(menyampaikan
ide, perasaan,
pikiran).
|
Isi
pembicaraan
menginspirasi
teman.
Selalu
mendukung
dan
memimpin
lainnya
saat
diskusi.
|
Berbicara
dan
menerangkan
secara
rinci,
merespons
sesuai
dengan
topik.
|
Berbicara
dan
menerangkan
secara
rinci,
namun terkadang
merespons
kurang sesuai
dengan
topik
|
Jarang
berbicara
selama
proses
diskusi
berlangsung.
|
Tulisan
refleksi
sikap dan
nilainilai
Pancasila.
|
Tulisan
siswa
berisi:
o Tulisan
contoh sikap dalam kehidupan sehari-hari.
o Manfaat sikap
yang dilakukan terhadap lingkungan
o Ketepatan
identifikasi nilai Pancasila dan sikap.
o Ketepatan
manfaat sikap yang dilakukan terhadap lingkungan.
|
Memenuhi
3
dari 4
kriteria
di kolom
1.
|
Memenuhi
2
dari 4
kriteria di kolom 1.
|
Memenuhi
1 dari 4 kriteria di kolom 1.
|
Keterangan :
4 = sangat
baik
3 = baik
2 = cukup
1 = perlu
bimbingan
Skor
Maksimal 16
Nilai =
2. Penilaian tugas
Matematika mengukur besar sudut antara dua jarum jam diperiksa dan diskor.
3. Penilaian tugas
SBdP: kreasi musik pengiring tari Jaranan.
Kriteria
|
Sangat Baik (4)
|
Baik (3)
|
Cukup (2)
|
Kurang (1)
|
Sikap,
kerja sama, dan apresiasi
|
Siswa
menunjukkan sikap:
o Mampu
bekerja sama dalam kelompok.
o Bertanggung
jawab dengan tugasnya
o Tertib
saat mengerjakan tugas.
o Mandiri
o Menghargai hasil karya
|
Memenuhi
4 dari 5 kriteria
di kolom 1.
|
Memenuhi 3
dari 4 kriteria di
kolom 1.
|
Memenuhi
2
dari 4
kriteria
di kolom 1.
|
4. Penilaian sikap: Contoh penilaian sikap dapat dilihat di lampiran 2.
F.
Media,
Alat Bantu dan
Sumber Belajar
o
Gambar pada buku
siswa
Mengetahui, Beureunuen,…………...2015
Kepala SD N 3 Beureunuen Guru Kelas VI B,
( ROSMIATI, S.Pd ) ( BACHTIAR, S.Pd )
NIP. 19581231 198012 2 006 NIP. 19800611 200504 1 001
INFORMASI:
Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Melalui Diplomasi I Perjuangan Diplomasi
Perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan juga dilakukan
di meja perundingan atau perjuangan diplomasi yaitu dengan cara mencari
dukungan dunia internasional dan berunding langsung dengan Belanda.
A. Mencari Dukungan Internasional
Perjuangan mencari dukungan internasional lewat PBB dilakukan secara
langsung yaitu dengan mengemukakan masalah Indonesia di hadapan sidang Dewan Keamanan
PBB, dan secara tidak langsung yaitu melalui pendekatan dan hubungan baik
dengan negara-negara yang akan mendukung Indonesia dalam sidang-sidang PBB,
antara lain:
o
Australia yang
bersedia menjadi anggota Komisi Tiga Negara dan mendesak
o
Belanda agar
menghentikan operasi militernya di Indonesia. Australia ber peran dalam
membentuk opini dunia internasional untuk mendukung Indonesia dalam sidang
Dewan Keamanan PBB.
o
India yang mengakui
kedaulatan Indonesia dalam forum internasional, juga memelopori Konferensi
Inter-Asia untuk mengumpulkan dukungan bagi Indonesia. Konferensi Inter-Asia
dilaksanakan pada tahun 1949.
o
Negara-negara Liga
Arab: Mesir, Lebanon, Suriah, dan Saudi Arabia mengakui kedaulatan Indonesia.
Pengakuan ini memengaruhi pandangan internasional terhadap Indonesia.
o
Negara-negara
anggota Dewan Keamanan PBB. Pendekatan yang dilakukan Sutan Syahrir dan Haji
Agus Salim dalam sidang Dewan Keamanan PBB pada bulan Agustus 1947 berhasil
memengaruhi negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB untuk mendukung Indonesia.
B. Berunding dengan
Belanda
Indonesia
juga mengadakan perundingan langsung dengan Belanda untuk menyelesaikan konflik
Indonesia-Belanda, yaitu:
1. Awal Perundingan
dengan Belanda (10 Februari 1946)
Panglima AFNEI (Letnan Jenderal Christison) memprakarsai pertemuan Pemerintah
RI dengan Belanda untuk menyelesaikan pertikaian Belanda- RI. Serangkaian
perundingan pendahuluan dilakukan. Archibald Clark Kerr dan Lord
Killearn dari Inggris bertindak sebagai penengah. Perundingan di mulai pada
tanggal 10 Februari 1946. Pada awal perundingan, H.J. van Mook menyampaikan
pernyataan politik pemerintah Belanda. Kemudian pada tanggal 12 Maret 1946,
pemerintah Republik Indonesia menyampaikan pernyataan balasan.
2. Perundingan di Hooge Veluwe (14–25 April 1946)
Setelah beberapa kali diadakan pertemuan pendahuluan, kemudian dilakukan
perundingan resmi antara pemerintah Belanda dengan Pemerintah RI untuk menyelesaikan
konflik yang dilakukan di Hooge Veluwe negeri Belanda. Perundingan
mengalami kegagalan.
3. Perundingan
gencatan senjata (20–30 September 1946)
Banyaknya
insiden pertempuran antara pejuang Indonesia dengan pasukan Sekutu dan Belanda
mendorong diadakannya perundingan gencatan senjata. Perundingan diikuti wakil
dari Indonesia, Sekutu, dan Belanda. Perundingan tidak mencapai hasil yang
diinginkan.
4. Perundingan RI
dan Belanda (7 Oktober 1946)
Perundingan berlangsung di rumah Konsul Jenderal Inggris di Jakarta
tanggal 7 Oktober 1946. Delegasi Indonesia diketuai PM Sutan Syahrir. Delegasi Belanda
diketuai Prof. Schermerhorn. Dalam perundingan tersebut, masalah gencatan
senjata yang gagal perundingan tanggal 30 September 1946 disetujui untuk
dibicarakan lagi dalam tingkat panitia yang diketuai Lord Killearn dan menghasilkan
persetujuan untuk diadakan gencatan senjata serta sepakat untuk
menyelenggarakan perundingan politik “secepat mungkin”.
5. Perundingan Linggarjati (10 November 1946)
Perundingan antara Pemerintah RI dan komisi umum Belanda di Linggarjati Cirebon,
dihadiri oleh beberapa tokoh juru runding, seperti: Lord Killearn (Inggris),
Prof. Schermerhorn (Belanda), Sutan Syahrir, Mohammad Roem dan teman-teman, dan
menghasilkan keputusan yang disebut Perjanjian Linggarjati:
o
Belanda mengakui
secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan meliputi
Sumatra, Jawa, dan Madura. Belanda sudah harus meninggalkan daerah de facto paling
lambat pada tanggal 1 Januari 1949.
o
Republik Indonesia
dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk negara Serikat dengan nama RIS.
Negara Indonesia Serikat akan terdiri dari RI, Kalimantan dan Timur Besar.
Pembentukan RIS akan diadakan sebelum tanggal 1 Januari 1949.
o
RIS dan Belanda
akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketua.
Perjanjian Linggarjati ditandatangani oleh Belanda dan Indonesia tanggal
25 Maret 1947 dalam suatu upacara kenegaraan di Istana Negara Jakarta. Perjanjian
Linggarjati bagi Indonesia ada segi positif dan negatifnya. Segi positifnya
ialah adanya pengakuan de facto atas RI yang meliputi Jawa, Madura, dan
Sumatra. Segi negatifnya ialah bahwa wilayah RI dari Sabang sampai Merauke,
yang seluas Hindia Belanda dulu tidak tercapai.
6. Melibatkan
Komisi Tiga Negara
Pada tanggal 18 September 1947, Dewan Keamanan PBB membentuk sebuah Komisi
Jasa Baik yaitu Komisi Tiga Negara, dengan Anggota Richard Kirby (Australia),
Paul van Zeeland (Belgia), dan Frank Graham (Amerika Serikat) Dalam
pertemuannya pada tanggal 20 Oktober 1947, diputuskan bahwa tugas KTN di
Indonesia adalah untuk membantu menyelesaikan sengketa antara RIBelanda dengan
cara damai. KTN tiba di Jakarta tanggal 27 Oktober 1947 untuk memulai
pekerjaannya.
7. Perjanjian
Renville (8 Desember 1947 – 17 Januari 1948)
KTN berusaha mendekatkan RI dan Belanda untuk berunding. Atas usul KTN, perundingan
dilakukan di tempat netral, yaitu di atas kapal AL Amerika Serikat “USS
Renville”, dihadiri oleh beberapa mediator PBB (Frank Graham cs), delegasi RI
oleh Amir Syarifuddin, Ali Sastroamidjojo, Haji Agus Salim, Dr. J. Leimena, Dr.
Coa Tik Ien, dan Nasrun. Delegasi Belanda oleh R. Abdulkadir Wijoyoatmojo, Mr
van Vredenburgh, PJ Koets, dan Mr. Soumokil. Perjanjian Renville menghasil kan
keputusan:
o
Penghentian
tembak-menembak.
o
Daerah-daerah di
belakang garis van Mook harus dikosongkan dari pasukan RI.
o
Belanda bebas
membentuk negara-negara federal di daerah-daerah yang didudukinya dengan
melalui plebisit terlebih dahulu.
o
Membentuk Uni
Indonesia-Belanda. Negara Indonesia Serikat yang ada di dalamnya sederajat
dengan Kerajaan Belanda.
Perjanjian ditandatangani Amir Syarifuddin (Indonesia) dan Abdulkadir Wijoyoatmojo
(Belanda). Perjanjian ini mempersulit posisi Indonesia karena wilayah RI
semakin sempit. Kesulitan bertambah setelah Belanda melakukan blokade ekonomi
terhadap Indonesia. Perjanjian Renville kemudian meng undang reaksi keras, baik
dari kalangan partai politik maupun TNI.
Bagi kalangan partai politik, hasil perundingan memperlihatkan kekalahan
perjuangan diplomasi. Bagi TNI, hasil perundingan mengakibatkan harus ditinggalkannya
sejumlah wilayah pertahanan yang telah susah payah dibangun.
8. Resolusi DK PBB
(28 Januari 1949)
Berkaitan
dengan agresi militer Belanda II, pada tanggal 28 Januari 1949, Dewan Keamanan
PBB mengeluarkan sebuah resolusi, sebagai berikut:
o
Belanda harus
menghentikan semua operasi militer dan pihak RI diminta untuk menghentikan
aktivitas gerilya. Kedua pihak harus bekerja sama untuk mengadakan perdamaian
kembali.
o
Pembebasan dengan
segera dan tidak bersyarat semua tahanan politik dalam daerah RI oleh Belanda
sejak 19 Desember 1948.
o
Belanda harus
memberikan kesempatan kepada pemimpin RI untuk kembali ke Yogyakarta dengan
segera. Kekuasaan RI di daerah-daerah RI menurut batas-batas Persetujuan
Renville dikembalikan kepada RI.
o
Perundingan-perundingan
akan dilakukan dalam waktu yang secepatcepatnya dengan dasar Persetujuan
Linggarjati, Persetujuan Renville, dan berdasarkan pembentukan suatu Pemerintah
Interim Federal paling lambat tanggal 15 Maret 1949. Pemilihan Dewan Pembuat
Undang Undang Dasar
o
Negara Indonesia
Serikat selambat-lambatnya pada tanggal 1 Juli 1949.
o
Komisi Jasa-jasa
Baik berganti nama menjadi Komisi Perserikatan Bangsa-
Bangsa
untuk Indonesia (United Nation for Indonesia atau UNCI). UNCI bertugas
untuk: membantu melancarkan perundingan-perundingan untuk mengurus pengembalian
kekuasaan pemerintah RI, mengamati pemilihan, mengajukan usul mengenai berbagai
hal yang dapat mem bantu tercapainya penyelesaian.
9. Perjanjian
Roem-Royen (17 April – 7 Mei 1949)
Sejalan dengan perlawanan gerilya di Jawa dan Sumatra yang makin meluas,
usaha-usaha diplomasi berjalan terus. UNCI mengadakan perundingan dengan para
pemimpin RI di Bangka. Sementara itu, Dewan Keamanan PBB pada tanggal 23 Maret
1949 memerintahkan UNCI untuk membantu pelaksanaan resolusi DK PBB tanggal 28
Januari 1949. UNCI berhasil membawa Indonesia dan Belanda ke meja perundingan
tanggal 17 April 1949. Dimulailah perundingan pendahuluan di Jakarta. Delegasi
Indonesia dipimpin Mr. Mohammad Roem dan delegasi Belanda oleh Dr.
Van Royen. Pertemuan dipimpin wakil UNCI Merle Cohran (Amerika
Serikat). Akhirnya pada tanggal 7 Mei 1949 tercapai persetujuan, setiap
delegasi mengeluarkan pernyataan sendiri-sendiri. Pernyataan delegasi Indonesia
adalah:
1.
Soekarno dan Hatta
dikembalikan ke Yogyakarta.
2.
Kesediaan
mengadakan penghentian tembak menembak.
3.
Kesediaan mengikuti
Konferensi Meja Bundar setelah pengembalian Pemerintah RI ke Yogyakarta.
4.
Bersedia bekerja
sama dalam memulihkan perdamaian dan tertib hukum.
Pernyataan dari
pihak Belanda adalah.
1.
Menghentikan
gerakan militer dan membebaskan tahanan politik.
2.
Menyetujui
kembalinya Pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta.
3.
Menyetujui Republik
Indonesia sebagai bagian dari negara Indonesia Serikat.
4.
Berusaha
menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar.
Soekarno
dan Hatta dikembalikan ke Yogyakarta tanggal 6 Juli 1949. Pengembalian
Yogyakarta ke tangan RI diikuti dengan penarikan mundur tentara Belanda dari
kota tersebut. Tentara Belanda berhasil menduduki Yogyakarta sejak tanggal 19
Desember 1948–6 Juli 1949.
10. Konferensi
Inter-Indonesia (19-22 Juli 1949 dan 31 Juli–2 Agustus 1949)
Sebelum KMB
berlangsung, dilakukan pendekatan dan koordinasi dengan negara-negara bagian
(BFO) terutama berkaitan dengan pembentukan RIS. Konferensi Inter-Indonesia
dilakukan untuk menciptakan kesamaan pandangan menghadapi Belanda dalam KMB.
Konferensi Inter-Indonesia I diadakan di Yogyakarta tanggal 19–22 Juli 1949
dipimpin M Hatta. Konferensi Inter Indonesia II diadakan di Jakarta
tanggal 30 Juli–2 Agustus 1949 dipimpin Sultan Hamid (Ketua BFO).
Pembicaraan dalam Konferensi Inter-Indonesia hamper semuanya difokuskan pada
masalah pembentukan RIS, antara lain:
o
Masalah tata
susunan dan hak Pemerintah RIS,
o
Kerja sama antara
RIS dan Belanda dalam Perserikatan Uni.
Hasil
positif Konferensi Inter-Indonesia adalah disepakatinya beberapa hal berikut
ini.
1.
Negara Indonesia
Serikat yang nantinya akan dibentuk di Indonesia bernama Republik Indonesia
Serikat (RIS).
2.
Bendera kebangsaan
adalah Merah Putih.
2.
Lagu kebangsaan
adalah Indonesia Raya.
3.
Hari 17 Agustus
adalah Hari Nasional.
Dalam
bidang militer, Konferensi Inter-Indonesia memutuskan hal-hal berikut.
1.
Angkatan Perang
Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah Angkatan Perang Nasional.
2. TNI menjadi inti APRIS dan akan menerima orang-orang Indonesia yang ada
dalam KNIL dan kesatuan-kesatuan tentara Belanda lain dengan syarat-syarat yang
akan ditentukan lebih lanjut.
3. Pertahanan negara adalah semata-mata hak Pemerintah RIS, negaranegara bagian
tidak mempunyai angkatan perang sendiri.
Kesepakatan tersebut mempunyai arti penting sebab perpecahan yang telah dilakukan
oleh Belanda sebelumnya, melalui bentuk negara bagian telah dihapuskan. Kesepakatan
ini juga merupakan bekal untuk menghadapi Belanda dalam beberapa perundingan selanjutnya.
Pada tanggal 1 Agustus 1949, pihak RI dan Belanda mencapai persetujuan
penghentian tembak-menembak mulai berlaku di Jawa tanggal 11 Agustus dan di
Sumatra tanggal 15 Agustus.
Tercapainya kesepakatan tersebut memungkinkan terselenggaranya KMB di Den
Haag, Belanda.
11. Konferensi Meja
Bundar (23 Agustus 1949–2 November 1949)
Konferensi Meja Bundar (KMB) diadakan di Ridderzaal, Den Haag, Belanda. Dihadiri
oleh: Delegasi RI dipimpin M Hatta, Delegasi BFO dipimpin Sultan Hamid,
Delegasi Kerajaan Belanda dipimpin J. H. van Maarseveen, dan UNCI diketuai oleh
Chritchley.
KMB dipimpin Perdana Menteri Belanda, W. Drees, dan dibentuk tiga
komisi,
yaitu: Komisi
Ketatanegaraan, Komisi Keuangan, dan Komisi Militer. Kesulitankesulitan yang
muncul dalam perundingan adalah:
1.
Pembahasan mengenai
Irian Jaya,
2.
Pembahasan masalah
utang. Belanda menuntut agar Indonesia mengakui utang terhadap Belanda yang
dilakukan sampai tahun 1949.
2.
Sidang menyepakati
inti angkatan perang dalam bentuk Indonesia Serikat adalah Tentara Nasional
Indonesia (TNI). Setelah penyerahan kedaulatan kepada RIS, KNIL (tentara
Belanda di Indonesia) akan dilebur ke dalam TNI.
KMB dapat
menghasilkan beberapa persetujuan, yaitu:
1.
Belanda menyerahkan
kedaulatan atas Indonesia sepenuhnya tanpa syarat kepada RIS.
2.
Republik Indonesia
Serikat (RIS) terdiri atas Republik Indonesia dan 15 negara federal. Corak
pemerintahan RIS diatur menurut konstitusi yang dibuat oleh delegasi RI dan BFO
selama KMB berlangsung.
3.
Melaksanakan
penyerahan kedaulatan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
4.
Masalah Irian Jaya
akan diselesaikan dalam waktu setahun sesudah pengakuan kedaulatan.
5.
Kerajaan Belanda
dan RIS akan membentuk Uni Indonesia-Belanda. Uni ini merupakan badan
konstitusi bersama untuk menyelesaikan kepentingan umum.
6.
Menarik mundur
pasukan Belanda dari Indonesia dan membubarkan KNIL.
7.
Anggota KNIL boleh
masuk ke dalam APRIS.
8.
RIS harus membayar
segala utang Belanda yang diperbuatnya semenjak tahun 1942.
12. Pengakuan
Kedaulatan
Upacara
penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan dilakukan pada waktu yang bersamaan
di Indonesia dan di Belanda pada tanggal 27 Desember 1949. Di Belanda,
dilaksanakan di ruang takhta Istana Kerajaan Belanda. Ratu Juliana,
P.M. Dr. Willem Drees, Menteri Seberang Lautan Mr. A.M.J.A. Sassen,
dan M Hatta membubuhkan tanda tangan pada naskah pengakuan kedaulatan.
Sementara
di Jakarta, pembubuhan tanda tangan dilakukan oleh Sultan Hamengkubuwono
IX dan A.H.J. Lovink (Wakil Tinggi Mahkota). Pada tanggal yang sama,
di Yogyakarta dilakukan penyerahan kedaulatan dari Republik Indonesia kepada
Republik Indonesia Serikat.
Sumber: 30 Tahun
Indonesia Merdeka Jilid 1, Sudharmono-Citra Lamtoro Gung, 1985.
RPP Lainnya:
Thanks for reading & sharing TABINA KAMPUS - RPP
0 comments:
Post a Comment